Sabtu, 14 November 2009

PETI di DAS Kapuas


Maraknya Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) di perhuluan beberapa waktu lalu, merupakan penyumbang Pencemaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas terbesar. namun, sejak Sintang di pimpin oleh Bupati Drs. Milton Crosby Msi dan Wakil Bupati dr. H Jarot Winarno MMed PH, pencemaran tersebut sudah berangsur pulih. sebab, pendekatan untuk mengalihkan PETI ke WPR sudah menunjukan hasil.
Dikatakannya, sungai kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia pada masa yang akan datang akan di jadikan kawasan wisata. karena, Bupati yakin sungai kapuas jika di kelola dengan baik, akan setara dengan sungai yang ada di Mesir yang baru di kunjunginya pada beberapa waktu yang lalu. " kunjungan saya di Mesir pada beberapa waktu yang lalu, melahirkan inspirasi baru untuk menjadikan sungai kapuas sebagai tempat tujuan wisata di masa yang akan datang. di mesir di pinggiran sungai berjejer sampan yang sudah siap menunggu penumpang dan akan di bawa berkeliling sepanjang sungai. sangat indah pemandangan di sana, tetapi pemandangan di daerah kita juga tidak kalah baiknya dengan di negara Mesir, apabila kita dapat memanfaatkan keindahan alam yang kita miliki " jelas Bupati.

Di tempat terpisah H. Herry Syamsuddin S.Pd Kepala Kantor Pariwisata dan Penanaman modal asing sintang mengatakan bahwa  wacana yang di lontarkan Bupati merupakan ide yang brilian. namun ide tersebut haruslah di dukung oleh masyarakat dalam pelaksanaannya ia juga mencontohkan keberadaan jamban yang terdapat di sungai kapuas, yang telah berkali-kali di himbau supaya pemilik jamban masing-masing warga. tetapi sampai hari ini pemilik jamban masih kurang memperhatikan hal tersebut.
" kalau mau jujur keindahan alam sintang yang masih alami lebih baik daripada pemandangan yang ada di luar negeri, jika di tata dengan baik. yang kita perlukan saat ini, penumbuhan kesadaran masyarakat untuk memberikan yang terbaik untuk daerahnya. sebab, pemerintah hanya memberikan bimbingan tehknis dan pembiayaan dalam upaya pengelolaannya " jelas sesepuh seniman Sintang ini.

Jumat, 13 November 2009

Taman Wisata Bukit Kelam


Pernahkah Anda ke daerah sintang? tepatnya Kabupaten Sintang?
Nah di sana ada satu tempat wisata yang bagus, namanya Bukit Kelam.
Kalau melihat bukit ini dari jauh (dari pusat kota) rasanya sejuk tapi agak-agak serem ya?? abisan warnanya itu loh menandakan banyak batuan disana.
Sayang sekali saya tidak punya lagi dokumentasi saat mengunjungi Bukit Kelam.
Tentu aja nggak ketinggalan dengan siapa saja penghuni Bukit Kelam.
Kalau boleh bernostalgia kembali mendaki bukit kelam ini rasanya senang sekali.
Apalagi dengar-dengar sekarang semakin gencar aja sebagai Taman Wisata Alam.
Yaa...benar sekali.

Bukit Kelam merupakan Taman Wisata Alam yang merupakan salah satu di antara dua kawasan konservasi yang berstatus Hutan Wisata Alam.
Bukit Kelam terletak di Kabupaten Sintang, ±15 Km dari Kota Sintang.
Sebagai kawasan Hutan Wisata, keberadaan obyek rekreasi dan wisata menjadi peranan penting untuk menghadirkan pengunjung. Beberapa obyek menarik tersebut adalah panorama alam yang menampakkan sebuah tebing terjal setinggi ±600 meter yang diselingi hutan lebat di kaki gunung dan puncaknya, terdapat pula air terjun dan gua alam.
Pada dinding bukit jarang ditumbuhi tumbuhan karena terdiri dari batu terjal.

Dan ada juga Flora yang paling unik di dalam kawasan ini seperti jenis Kantong Semar Merah (Nephentes sp) yang merupakan tumbuhan endemik kawasan ini.
Bicara soal Nephentes sp atau dikenal dengan Kantong Semar Merah berukuran besar (biasanya dijuluki Kantong Semar Raksasa), ternyata tumbuhan ini digunakan masyarakat setempat sebagai wadah untuk menanak nasi. Kabarnya ada yang jual tumbuhan ini dengan harga mahal loh. Mudah-mudahan tidak mengancam kepunahannya yah.
Tak hanya itu, masih banyak lagi flora langka yang bisa ditemui di kawasan ini, terdapat berbagai flora langka, seperti meranti (shorea sp), bangeris (koompassia sp), tengkawang (dipterocarpus sp), kebas-kebas (podocarpusceae), anggrek (archidaceae).
anggrek juga salah satu tumbuhan yang paling digemari di sini. Dari sekedar anggrek alam yang tumbuh disekitar Bukit Kelam, sampai yang susah dicari karena langka yaitu anggrek ekor tikus jenis paraphalaenopsis denevei. Paraphalaenopsis denevei bentuk daunnya mirip ekor tikus, makanya disebut anggrek ekor tikus. Panjang daun mencapai 40 centimeter, menjuntai ke tanah. Bentuk bunganya kecil, mahkota bunga berwarna kuning pucat dan lidah mahkotanya berwarna merah.
Tapi sayangnya saya mendapatkan berita buruk di situs kompas mengenai kelangkaan anggrek ekor tikus ini.

Dan berbagai jenis fauna langkanya, meliputi beruang madu (heralctus mayalanus) ,
trenggiling (manis javanica), kelelawar (hiropteraphilie), dan alap-alap (acciptiter badios).
Di puncak bukitnya, terdapat gua-gua alam yang eksotik dan bernuansa magis yang di dalamnya banyak terdapat burung walet.

Konon katanya kalau kita mendaki sampai ke puncak maka akan terlihat pemandangan hutan tropis yang lebat dan hijau di sekitarnya, Sungai Kapuas dan Sungai Melawi yang mengapit Kota Sintang, keindahan Kota Sintang dari kejauhan serta areal persawahan dan p[ertanian yang menghampar luas.
Kalau sekarang sih Bukit Kelam sudah direnovasi dan juga dijadikan sebagai Pusat Perkemahan bagi Pramuka. Untuk mencapai puncak Bukit Kelam saat ini saja sudah dibangun sebuah tangga dengan ketinggian kurang lebih 90m yang terletak di sebelah barat.
Melalui tangga inilah kadang-kadang orang mendaki puncak bukit kelam. Sayang sekali jarang ada yang mampu sampai ke puncak, setengah jalan saja kadang-kadang sudah kelelahan dan akhirnya berhenti di air terjun dan membasahi diri dengan air yang dingin.
Bagi mereka yang punya nyali tinggi dan jiwa petualang, bolehlah mendaki Bukit Kelam ini dengan memanjat Tebing Batu yang sangat terjal dan menantang.

Menurut masyarakat sekitar, keberadaan Bukit Kelam dikaitkan dengan legenda Bujang Beji dan Tumenggung Marubai. Bujang Beji dan Tumenggung Marubai merupakan kepala kelompok para penangkap ikan di Negeri Sintang (ibu kota Kabupaten Sintang sekarang). Bujang Beji beserta kelompoknya menguasai Sungai Kapuas, sedangkan Tumenggung Marubai beserta kelompoknya menguasai Sungai Melawi.
Karena perbedaan hasil tangkapan ikan, muncul niat jahat Bujang Beji untuk menutup aliran Sungai Melawi dengan batu besar. Lalu, ia pergi ke Kapuas Hulu untuk mengangkat batu besar yang terdapat di puncak Bukit Nanga Silat dan membawanya ke Sungai Melawi. Namun, di persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Melawi, dewi-dewi dari khayangan menertawakannya beramai-ramai. Tatkala mendongakkan kepala mencari asal suara, tanpa disadarinya, ia menginjak duri beracun. Seketika itu juga, batu yang dipikulnya terlepas dan kemudian terbenam di suatu tempat bernama Jetak.
Menurut legendanya, batu besar yang terbenam di Jetak itu kemudian tumbuh perlahan-lahan menjadi sebuah bukit. Dewasa ini, bukit tersebut dikenal dengan Bukit Kelam, sebuah obyek wisata unik dan eksotik yang sangat dikagumi oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Dinamakan Bukit Kelam karena batu-batu yang terdapat di bukit tersebut berwarna hitam.

waooow...
kalau mendengar legendanya seram juga ya. Melihat batu raksasa ini juga agak-agak gimanaaaa gitu.
Tapi di balik seramnya legenda Bukit Kelam tersembunyi wisata alam yang begitu memukau dan mempesona.silahkan aja sesekali anda bersama keluarga anda berlibur kebukit kelam, pasti menyenangkan..

Senin, 09 November 2009

FOTO BUKIT KELAM


Bukit kelam atau Kelam Hill sendiri menjadi satu pemandangan yang sangat nampak sekali jika Kita melakukan perjalanan dari Sintang menuju ke Kabupaten Kapuas Hulu. Kurang lebih sekitar 30 menit jarak perjalanan dari Kota Sintang menuju ke Bukit kelam ini. Bukit kelam berada di Kecamatan Kelam, Kabupaten Sintang. Luas Wisata Alam Bukit Kelam ini sendiri sekitar 520 hektare, di dalamnya banyak sekali keunikan dan kekayaan hayati. Udaranya sangat sejuk dan segar, pokoknya mah cocoklah buat rekreasi alam mah. Kalau Anda ingin naik ke atas bukit juga ada tangganya lho, pake tangga dari besi, bukan sengaja jalan kaki. Kalo Anda tidak kuat pisiknya, mendingan jangan deh, bisa-bisa Anda macet / kecapean di tengah jalan, mau turun lagi terus lihat kebawah malah ngeri..hehehe.. Selain itu, di Kawasan Wisata Alam Bukit Kelam sendiri terdapat kolam renang dan lapangan tenis

Seperti halnya Gunung Tangkuban Parahu di Bandung Jawa Barat dengan cerita legenda Sangkuriang, Bukit Kelam sendiri memiliki cerita legendanya juga lho. Nanti deh ceritanya kalo yang ini mah.hehehe.. Pokoknya, kalo dari Kota Pontianak menuju ke Kota Sintang itu dapat di tempuh selama kurang lebih 7 sampai 8 jam, atau bisa juga kurang, bisa juga lebih lama . Tergantung jalan mana yang Anda lewati, kendaraan apa yang Anda gunakan, dan juga keadaan jalan yang di lalui. Setiap harinya ada bis umum dan bis DAMRI yang melakukan perjalanan dari Pontianak – Sintang dan sebaliknya, mau perjalanan siang atau perjalanan malam.hehehehe.. Terima kasih..
Ternyata cuma ini yang tersisa yang pernah aku ambil fotonya, yang lainnya ntah dimana. Ini dilihat dari jalan yang dari Simpang Kelam menuju ke Kapuas Hulu.

Jumat, 06 November 2009

Peta Provinsi Kapuas Raya


Oleh : Emerson

Sintang (kapuas-raya.com) – Pembangunan Bandara Internasional Tebelian Air Port kini mulai disorot, terutama masalah ketidak sepahaman harga tanah dalam proses pembebasan lahan. Dari informasi yang dihimpun Kapuas-raya.com, ada beberapa pihak yang mempersoalkan selisih harga antara tanah yang bersertifikat dan tanah yang hanya mengandalkan SKT (Surat Keterangan Tanah-red). Salah seorang sumber harian ini, yang kebetulan memiliki tanah bersertifikat di kawasan tersebut sempat menyatakan kalau dirinya kurang sepaham dengan penetapan harga, dimana tanah bersertifikat dihargai Rp. 10 ribu sementara yang tak bersertifikat dihargai Rp. 9 ribu, “Selisihnya terlalu tipis, padahal pengurusan sertifikatkan tak mudah,” ujar sumber tadi seraya menyatakan menolak dimuat identitasnya.

Ia juga menyampaikan asumsi kalau seandainya selisih harga lebih tinggi mungkin pihaknya tak begitu keberatan, namun menurutnya selisih seribu rupiah tersebut relatif kurang proporsional, “Namun kami tak bisa berbuat banyak, karena harga sudah ditetapkan,” imbuhnya.

Sebelumnya Kapuas-raya.com bersama sejumlah media sempat berupaya mengkonfirmasi masalah ini ke Badan Pertanahan Nasional, namun pihak BPN menyatakan kalau kewenangan menjawab masalah tersebut ada di Pemerintah Kabupaten Sintang.

Harian ini lantas berupaya mengkonfirmasi ke Bagian Pertanahan Setda Sintang, melalui Kepala bagiannya, Hendri Harahap, S. Sos juga menolak berkomentar lebih jauh, “Demi alasan terkoordinir dengan baik, kami diintruksikan Bupati bahwa yang berwenang memberikan keterangan lansung melalui Bupati, agar tak timbul miss persepsi,” kilahnya diplomatis.

Dikonfirmasi terpisah Bupati Sintang, Drs. Milton Crosby, M. Si membantah Pembebasan lahan tersebut menuai polemik. Menurutnya sejauh ini segala sesuatu terkait harga lahan yang dibebaskan sudah sesuai dengan kesepakatan antara Pihak terkait dengan masyarakat pemilik tanah.

“Saya melihat ada pihak tertentu yang ingin mem-blow up masalah ini dengan kepentingan tertentu,” kilahnya kepada Sejumlah Media belum lama ini.

Lebih jauh Milton mengatakan pihaknya dan Tim Pembebasan lahan sudah bekerja sesuai prosedur bahkan melibatkan seluruh pemilik tanah, dalam menyusun kesepakatan penentuan harga, “Kami mengakomodir kepentingan semua pihak yang terkait dalam masalah penetapan harga, sehingga saya juga heran mengapa muncul lagi selentingan tak berdasar.” Terangnya.

Ditanyai mengenai dana awal pembangunan yang juga bakal dipakai untuk lakukan pembebasan lahan, Milton mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Sintang bakal menggelontorkan dana segar sebesar Rp. 3 Milyar, sebagai tahap awal pembangunan bandara internasional Tebelian Air Port. “Kita berharap agar pembangunan bandara ini dapat selesai cepat, sehingga diharapkan pasca dibangun dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah Timur Kalbar yang nantinya bakal menjadi provinsi baru.” Pungkasnya. (budi yanto)

Senin, 02 November 2009

SEJARAH KOTA SINTANG (KAL-BAR)


Daerah Sintang, pada masa pemerintahan Belanda (sekitar tahun 1936) merupakan daerah landschop di bawah naungan pemerin­tahan Gouvernement. Daerah Landschop ini terbagi menjadi 4 (empat) onderafdeling yang dipimpin oleh seorang controleur atau gesagkekber, yaitu :

1. Onderafdeling Sintang, berkedudukan di Sintang.
2. Onderafdeling Melawi, berkedudukan di Nanga Pinoh.
3. Onderafdeling Semitau, berkedudukan di Semitau.
4. Onderafdeling Boeven Kapuas, berkedudukan di Putussibau.

Sedangkan daerah kerajaan Sintang yang didirikan oleh Demang Irawan (Jubair I) dijadikan daerah swapraja Sintang dan kerajaan Tanah Pinoh dijadikan neo swapraja Tanah Pinoh. Pemer­intahan Landschop ini berakhir pada tahun 1942 dan kemudian tampuk pemerintahan diambil alih oleh Jepang.

Pada masa pemerintahan Jepang ini, struktur pemerintahan yang berlaku tidak mengalami perubahan hanya sebutan wilayah kepala pemerintahan yang di-sesuaikan dengan bahasa negara yang memerintah ketika itu. Kepala negara disebut Kenkarikan (semacam Bupati sekarang) sedangkan wakilnya disebut Bunkenkari­kan dan di setiap kecamatan diangkat Gunco (Kepala Daerah).

Setelah adanya pengakuan kedaulatan dari pihak Belanda kepada pihak Indonesia, kekuasaan pemerintahan Belanda yang disebut Afdeling Sintang diganti dengan Kabupaten Sintang, Onder­afdeling diganti dengan Kewedanan, Distric diganti dengan Kecama­tan. Demikian pula halnya dengan jabatan Residen diganti dengan Bupati, kepala Distric diganti dengan Camat dan yang menjadi Bupati Sintang pada waktu itu adalah Bapak L. Toding.
Untuk merealisir pelaksanaan UU No. 3 tahun 1953, UU No. 25 tahun 1956 dan UU No. 4 tahun 1956 tentang pembentukan DPRD dan DPR Peralihan, maka pada tanggal 27 Oktober 1956 dilaksanakanlah pelantikan keanggotaan DPRD Peralihan Kabupaten Sintang. Selanjutnya sesuai Keppres No. 6 tahun 1959 tanggal 6 Nopember 1959, maka azas dekonsentrasi dan desentralisasi sebagai realisasi pelaksanaan UU No. 3 tahun 1953 dihimpun kembali dalam satu tangan Bupati Kepala Daerah yang dibantu oleh Badan Pemerintahan Harian yang kemudian diatur lebih lanjut dalam UU No. 18 tahun 1965 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah.

Selain itu, dengan instruksi Mendagri No. 3 tahun 1966 tanggal 1 Pebruari 1966 jalannya roda pemerintahan daerah di seluruh Indonesia mulai diarahkan dan disempurnakan.
Berdasarkan Peraturan daerah Kabupaten Sintang Nomor 14 tahun 2000 pemerintahan kabupaten Sintang dibagi menjadi 21 pemerintahan kecamatan kemudian disesuaikan kembali setelah adanya undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Melawi yang berasal dari sebagian wilayah Kabupaten Sintang sehingga Kabupaten Sintang saat ini menjadi 14 pemerintahan kecamatan.
Daerah Pemerintahan Kabupaten Sintang pada tahun 2005 terbagi menjadi 14 Kecamatan, 6 Kelurahan dan 183 Desa, Kecamatan terluas adalah Kecamatan Ambalau dengan luas 29,52 persen Kabupaten Sintang sedangkan luas masing–masing Kecamatan hanya berkisar 1–29 persen dari luas Kabupaten Sintang.
Sintang, Sebuah Daerah dengan Sejarah Panjang

Belakangan ini, Bagian Hukum Pemkab Sintang dibingungkan ketiadaan data untuk menentukan hari jadi kota Sintang. Tak dapat di sangkal, Sintang adalah sebuah kota dengan sejarah panjang. Sayangnya, apa yang di ketahui sekarang masih berupa tutur-tinular( cerita yang berkembang dari mulut ke mulut ). Orang bijak berabad-abad lalu pun telah mengerti bahwa; Verba Volant, Scripta menent ( yang di ucapkan akan lenyap, yang tertulis akan tetap ada).

Sementara itu, data-data tertulis masih bersemayam dengan apik tak terusik nun jauh di negeri Belanda sana. Kendati dalam cerita lisan, Perjalanan sejarah Kota Sintang seakan miskin gejolak dan peristiwa heroik, tentu ada hal lain yang menarik.
Memang, sebuah kotabersejarah tak harus di bangun hanya dengan peristiwa heroisme. Pada masa pemerintahan Bupati Simon Djalil langkah pertama untuk penggalian sejarah telah di ayunkan, dengan mengunjungi Royal Tropical Institut (Tropen musium) di negeri Belanda.
Dilanjutkan dengan terbentuknya ikatan kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Sintang dengan Royal Tropical Institut. Cikal bakal suprastruktur untuk mengelola arsip-arsip sejarah.(Museum Budaya) nampaknya sudah mulai di persiapkan, dengan adanya internal recuiting, di lanjutkan dengan pendidikan khusus terhadap personil hasil recuiting tersebut. Langkah ke arah itu telah lebih siap lagi.

Sintang sebagai bakal calon Ibukota Propinsi, tentu harus punya predikat plus dari kota lainnya. Sintang berpeluang juga menjadi salah satu kota tujuan penelitian sejarah. Mengapa Demikian??
Kendati setiapa daerah memiliki riwayatnya sendiri-sendiri, namun kelengkapan data sejarah di suatu wilayah yang berdekatan, akan dapat menjadi pusat acuan untuk daerah lain, utamanya yang berkaitan dengan masa pemerintahan Nenderlandsch Indie dan masa pemerintahan Swapraja. Mudah-mudahan dalam perjalanan waktu, dapat pul adi temukan catatan Coornelis Van Djik atau BJ Boland, Sejarawan Belanda yang terkenal getol mencatat sejarah di pelososk-pelosok nusantara di era pasca kolonial di awal tahun 50-an. atau bahkan dapat bertemu langsung dengan Antropolog Coen Holtzappel, Seorang oeneliti sejarah pengembangan desa di masa kolonial dari Univercity of Amsterdam.

Dapat juga menelisik berita yang di tulis di tahun 1800-an. Pada harian yang sudah ada waktu itu, seperti harian Nieuwe Courant atau De Java Bode. Siapa tahu dapat di temukan catatan Paul Vanter atau bahkan bisa di temukan catatan tentang De Tebidah Oorlog (Perang Taebidah) Kesamaan sistemadministrasi di wilayah yang berdekatan dapat saja terjadi.
Mengingat para Staatsamtenaar (Pejabat Negara) kalai tu, tentu haris berpedoman kepada Staatkunde (kebijakan politik) Kerajaan Belanda yang berlaku saat itu. Dan Borneo adalah bagian dari Staatsdomain (Wilayah Milik kerajaan) penjajahan Belanda, sesuai Regeringsreglement 1922.

Letak Geografis Sintang yang terletak di dua cabang sungai besar, pasti mempunyai nilai besar dan penting di mata pemeritahan Nenderlandsch Indie, Setidaknya dalam bidang ekonomi,. Asumsi ini di perkuat lagi dengan bukti berdirinya Staatsbedrijf (Perusahaan negara) di nanga jetak, kendati sebetulnya lebih merupakan staatsexploitatie (goverment exploitation). Nah, apakah kita hanya mengharpkan kapan saja arsip tersebut dikirimkan ke sini, atau kita yang mengambil inisiatif dengn menjemputnya ke sana?
Nah, apabila akan di jemput, persoalannya kemudian adalah, siapa yang paling pas untuk di tunjuk sebagi duta sejarah guma menjemput duplikat data- data sejarah itu. Tentu tak cukup hanya menunjuk person yang hanya berbekal identitas sebagai pegawai negeri. Idealnya pemerintah mengutus person pewaris sejarah itu, misalnya Sultan Sintang, yang di dampingi wakil2 etnis utama, yaitu etnis yang sudah dominan pada masa kolonial dahulu. Tentu saja, apabila penjemputan duplikat data2 sejarah itu dapat terwujud, maka akan jadi peristiwa nasional yang monumental, dan merupakan bagian dari sejarah itu sendiri.

Natal Majelis Adat Dayak Kalbar Agama Membangun Kepedulian

Senin, 20 Januari 2009

Pontianak,- Ribuan masyarakat Dayak Kalimantan Barat memanjatkan gema pujian. Mereka memadati gedung Auditorium Universitas Tanjungpura, merayakan Natal dan Tahun Baru Minggu (19/1) malam. Mereka bersekutu mengulangi misteri kehadiran Yesus Kristus ke dunia. Kidung pujian dan doa keselamatan dihaturkan dengan penuh kegembiraan.

Lilin-lilin Natal dinyalakan, sebagai lambang penerang saat berjalan dalam kegelapan. Warna-warna putih tampak menghiasi dekorasi ruangan, sebagai tanda kesucian dan pengharapan akan keselamatan. Bagi mereka, misteri kelahiran itu jadi pertanda dimulainya kehidupan baru di dunia ini. Apalagi, kenyataannya masyarakat sedang dihadapkan pada kompleksitas persoalan yang tak berujung. Sehingga mutlak perlu berserah diri kepada Tuhan.

Hadir dalam perayaan itu, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, LH Kadir, Uskup Agung Keuskupan Pontianak, Mgr Hieronimus Bumbun, Pendeta DR Barnabas Simin STh, Ketua Majelis Adat Dayak Kalimantan Barat, Rahmad Sahudin BSc, Tokoh Masyarakat Dayak, Paguyuban dari berbagai komunitas masyarakat yang ada di Kalbar, dan seluruh masyarakat Dayak. Mereka datang dari berbagai daerah yang ada di Kalbar. Apalagi, panitia pelaksana menyiapkan kendaraan antar jemput warga yang kesulitan transportasi. Tak pelak lagi, perayaan yang sempat tidak dilaksanakan kurun waktu delapan tahun terakhir itu seakan-akan jadi tumpahan kerinduan seluruh masyarakat Dayak.

Ketua Panitia Pelaksana Natal MAD, Losianus BSc kepada Pontianak Post, Minggu (19/1) malam mengatakan, dalam era globalisasi ini perlu meningkatkan kehidupan beragama. Apalagi, masyarakat sedang dihadapi persoalan yang sangat rumit. "Perayaan Natal ini sebagai wujud untuk menggalang rasa kebersamaan antara masyarakat Dayak. Membangun persatuan dan kesatuan yang nyaris tercerabut oleh peliknya persoalan yang dialami masyarakat," katanya.

"Hendaknya agama dan ajarannya tidak dijadikan alat untuk mencapai tujuan yang menguntungkan sekelompok orang. Sangat penting, membangun kesadaran dan kepedulian bahwa agama itu hanya untuk berserah diri kepada Tuhan," jelasnya. Yang jelas, kata dia, manusia ini terdiri dari beraneka ragam peradaban. Sehingga, seharusnyalah mereka menjadi seorang manusia yang mesti tunduk pada ajaran agama yang dianutnya.

Selain mengadakan perayaan, masyarakat Dayak juga ikut peduli dengan nasib masyarakat Kalbar yang jadi korban banjir dan tanah longsor. Derma yang dikumpulkan dalam perayaan itu seluruhnya akan disumbangkan. "Kita ikut peduli dengan nasib saudara-saudara yang terkena musibah banjir dan tanah longsor," ujarnya. Makanya, ia mengajak semua masyarakat Dayak yang hadir dalam perayaan itu turut peduli terhadap nasib mereka. (mnk/pk)

< Ribuan masyarakat Dayak Kalimantan Barat memanjatkan gema pujian. Mereka memadati gedung Auditorium Universitas Tanjungpura, merayakan Natal dan Tahun Baru Minggu (19/1) malam. Mereka bersekutu mengulangi misteri kehadiran Yesus Kristus ke dunia. Kidung pujian dan doa keselamatan dihaturkan dengan penuh kegembiraan.

Lilin-lilin Natal dinyalakan, sebagai lambang penerang saat berjalan dalam kegelapan. Warna-warna putih tampak menghiasi dekorasi ruangan, sebagai tanda kesucian dan pengharapan akan keselamatan. Bagi mereka, misteri kelahiran itu jadi pertanda dimulainya kehidupan baru di dunia ini. Apalagi, kenyataannya masyarakat sedang dihadapkan pada kompleksitas persoalan yang tak berujung. Sehingga mutlak perlu berserah diri kepada Tuhan.

Hadir dalam perayaan itu, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, LH Kadir, Uskup Agung Keuskupan Pontianak, Mgr Hieronimus Bumbun, Pendeta DR Barnabas Simin STh, Ketua Majelis Adat Dayak Kalimantan Barat, Rahmad Sahudin BSc, Tokoh Masyarakat Dayak, Paguyuban dari berbagai komunitas masyarakat yang ada di Kalbar, dan seluruh masyarakat Dayak. Mereka datang dari berbagai daerah yang ada di Kalbar. Apalagi, panitia pelaksana menyiapkan kendaraan antar jemput warga yang kesulitan transportasi. Tak pelak lagi, perayaan yang sempat tidak dilaksanakan kurun waktu delapan tahun terakhir itu seakan-akan jadi tumpahan kerinduan seluruh masyarakat Dayak.

Ketua Panitia Pelaksana Natal MAD, Losianus BSc kepada Pontianak Post, Minggu (19/1) malam mengatakan, dalam era globalisasi ini perlu meningkatkan kehidupan beragama. Apalagi, masyarakat sedang dihadapi persoalan yang sangat rumit. "Perayaan Natal ini sebagai wujud untuk menggalang rasa kebersamaan antara masyarakat Dayak. Membangun persatuan dan kesatuan yang nyaris tercerabut oleh peliknya persoalan yang dialami masyarakat," katanya.

"Hendaknya agama dan ajarannya tidak dijadikan alat untuk mencapai tujuan yang menguntungkan sekelompok orang. Sangat penting, membangun kesadaran dan kepedulian bahwa agama itu hanya untuk berserah diri kepada Tuhan," jelasnya. Yang jelas, kata dia, manusia ini terdiri dari beraneka ragam peradaban. Sehingga, seharusnyalah mereka menjadi seorang manusia yang mesti tunduk pada ajaran agama yang dianutnya.

Selain mengadakan perayaan, masyarakat Dayak juga ikut peduli dengan nasib masyarakat Kalbar yang jadi korban banjir dan tanah longsor. Derma yang dikumpulkan dalam perayaan itu seluruhnya akan disumbangkan. "Kita ikut peduli dengan nasib saudara-saudara yang terkena musibah banjir dan tanah longsor," ujarnya. Makanya, ia mengajak semua masyarakat Dayak yang hadir dalam perayaan itu turut peduli terhadap nasib mereka

REVIEW KEGIATAN KMB KALBAR

Berita - Terkini
Senin, 13 Juli 2009 13:20
salah satu kegiatan KMB Kalbar Pada tanggal 9-11 Jul, bertempat di Hotel Merpati, Jl. Imam Bonjol No.111 Pontianak, Kalimantan Barat telah dilaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi terpadu Direktorat Jenderal KP3K termasuk di dalamnya review kegiatan KMB Kalimantan Barat.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, Sunaryanto dan dihadiri oleh perwakilan direktorat lingkup Ditjen. KP3K, Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda setempat, dan KMB Kalbar yang diwakili oleh Budiman selaku Sekretaris KMB Kalbar dari Politeknik Negeri Pontianak.
KMB Kalbar diinisiasi pada tahun 2004 namun sampai saat ini belum memiliki struktur organisasi yang sah, yang ditetapkan oleh Gubernur setempat. Namun demikian kegiatan-kegiatan KMB Kalbar tetap berjalan bahkan cukup aktif, sebagai contoh pada tahun 2006 mereka telah melaksanakan kegiatan pembentukan model rehabilitasi dan pemanfaatan ekosistem mangrove berbasis masyarakat pada kawasan tambak tradisional di pesisir kabupaten pontianak. Hasil dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah terbentuknya kelompok masyarakat yang memilki kesadaran lingkungan dan mampu secara mandiri melestarikan ekosistem hutan mangrove, serta peningkatan pendapatan dan taraf hidup masyarakat melalui perbaikan teknologi pembudidayaan ikan/udang.
Lalu pada tahun 2007 terdapat 5 kegiatan inti daerah yang telah dilaksanakan diantaranya: (1) Partisipasi masyarakat dalam rehabilitasi pantai dan pembuatan model keramba kepiting bakau (2) Studi pengembangan ekonomi masyarakat pesisir diperbatasan gosong niger (3) Teknologi prasarana air bersih untuk pulau kecil (4) Pembuatan media audio visual untuk rehabilitasi mangrove (5) Penetapan kawasan konservasi mangrove dan restocking kepiting bakau di pesisir kabupaten pontianak. Dan tahun 2008 mereka hanya melanjutkan kegiatan tahun sebelumnya namun di lokasi berbeda.
Pada pertemuan tersebut diharapkan SK Gubernur untuk Struktur Organisasi Mitra Bahari segera ditetapkan yang mengacu pada UU No. 27/2007 tentang Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil pasal 41, serta Peraturan Menteri PER 14/MEN/2009 tentang Mitra Bahari. Juga diharapkan dalam pelaksanaan Mitra bahari tidak tumpang tindih dan menyentuh ranah kegiatan rutin yang biasa dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan.

The New Processor

Processor terbaru dari Intel dan AMD Juli 15, 2009
Diarsipkan di bawah: Multimedia — dhira96 @ 9:38 am

4 Votes

Quantcast

Halo para pecinta komputer,aq punya berita bagus nih!Buat yang belum tahu tentang ini Q kasitau dech!Oke,jadi beritanya tentang Processor terbaru keluaran 2 Pabrikan yang terkenal,yaitu Intel dan AMD.Dari pabrikan Intel,Processor terbaru mereka adalah Intel Core i7 Extreme 965 dengan nama alias Bloomfield.Spefisikasinya yaitu:

Intel Core i7 Extreme 965

intel-core-i7

CPU type:QuadCore Intel i7 Extreme 965.3200 Mhz (24×133)

Package type:LGA1366

Package size:4,25 cmx4.50 cm

Transistors:781 million

Process Technology:45 nm,CMOS,Cu,High-K+Metal gate

Die size:265 nm2

Typical Power:130 W@ 3.20 Ghz
Nah udah pada liat kan Spefisikasinya.tapi ada satu masalah dalam Processor ini,yaitu Harganya yang sangat mahal!!Bayangin aja,Intel matokin harga Processor ini sebesar US$ 1.150!Kalau dikonversikan ke Rupiah harganya berarti sekitar Rp 12 Juta!! >_< Bagi yang berminat silahkan beli kalau nggak ya ngimpi aja! ^_^ Nah,kalau Processor yang satu lagi yaitu Processor keluaran Pesaing Intel,AMD.AMD merelease 2 Processor ini sebagai penerus seri Processor mereka yang cukup ternama,yaitu AMD Phenom dan AMD Athlon.Ya,2 Processor ini bernama AMD Athlon II X2 dan AMD Phenom II X2..2 Seri terbaru dari deretan Processor yang telah direlease AMD ini juga dijadikan awal titik “kebangkitan” AMD dan juga menjadi saingan 2 Processor terbaru dari Intel,yaitu Intel i7 Extreme 965 (Speknya ada di atas) dan Processor yang masih dalam tahap pengembangan yaitu Intel i7 Extreme 975 yang berkecepatan 3.33 Ghz!
new-cpu-review!-amd-phenom-ii-x2-550-black-edition_large Disamping adalah gambar dari salah satu Processor terabaru AMD,Phenom II X2.Untuk masalah Spefisikasinya mohon maaf karena masih belum tahu. ^_^ dan untuk masalah harganya,Processor ini diharapkan akan lebih murah dibandingkan pesaingnya! ^_^

Sumber:www.Intel.com,www.amd.com

Biodata Jarot Winarno

dr. H. Jarot Winarno, M. Med.PH

Jarot Winarno
Wakil Bupati Sintang periode 2005-2010 ini juga maju sebagai calon Bupati Sintang dalam Pemilukada 2010.
BIODATA CALON BUPATI KABUPATEN SINTANG KALIMANTAN BARAT 2010-2015 1. Nama : dr. H. Jarot Winarno, M. Med.PH
2. Tempat Tanggal Lahir : 22 januari 1960
3. Alamat : Jl. A. Yani No. 1
4. Pekerjaan : PNS (dokter)
5. Jabatan : Wakil Bupati
6. Jenis Kelamin : Pria
7. Riwayat Pendidikan :
a. SDN 6 Jakarta 1971
b. SMPN Negeri Jakarta Tahun 1974
c. SMA Negeri VIII Jakarta 1977
d. Universitas Indonesia Jakarta Fakultas Kedokteran 1985
e. Degree Of Master Of Medicine (PH)
8. Riwayat Pekerjaan
a. Kepala Puskesmas Ketungau Hilir Tahun 1986 S/D 1987 Di Kabupaten Sintang
b. Kepala Puskesmas Kota Baru Kabupaten Sintang Tahun 1987 S/D 89
c. Kepala Puskesmas Sungai Durian Kabupaten Sintang 1989 S/D 1993
d. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang Tahun 1993 S/D 1997
e. Kepala Bidang Bina Program Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi Kalbar
f. Kepala Sub Bidang Dinas Perencanaan Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar
g. Kepala Unit Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar
h. Wakil Bupati Kabupaten Sintang periode 2005 - 2010
9. Riwayat Pelatihan
a. Survey Kesehatan Rumah Tangga Tahun 1985 / 1986 Di Jakarta
b. Prajabatan Tingkat III di Pontianak
c. Pelatihan Tenaga Pelaksana Dokter KKP se Kalimantan Barat Pontianak
d. Penataran Dokter Puskesmas PPI Pontianak
e. Pelatihan Pemberantasan Penyakit kusta; dokter typa angkatan 1 di Ujung Pandang
f. Penataran Program Pemberantasan Penyakit Rabies Di Pontianak
g. Pelatihan Dokter Hiperkes Jakarta
h. Pelatihan Dokter Puskesmas Dalam Upaya Kesehatan Kerja Di Jakarta
i. Kursus Kepemimpinan HFA / PHC Kepala Puskesmas Di Jakarta
j. Pemberantasan Penyakit Kusta Kabupaten Sintang Di Sintang
k. Pentaloka Epidemiologi Di Jakarta
l. Spama Di Pontianak
10. Tanda Jasa Dan Penghargaan
a. Dokter Puskesman teladan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 1998 dari Menteri Kesehatan
b. Pewawancara SKRT di NTB Tahun 1986 oleh Ka. Litbang Departemen Kesehatan RI
11. Pengalaman Keluar Negeri
a. Tugas Belajar S2 di Singapura dari 4 juli 1994 s/d april 1995
b. Short Course Di Inggris dr 21 april 1998 s/d 25 juni 1998
12. Pengalaman Organisasi
a. IDI dari 1985 s/d sekarang
b. KONI Daerah Provinsi Kalimantan Barat
c. PSSI Provinsi KALBAR
d. PSSI Kabupaten Sintang
e. KONI Daerah Kabupaten Sintang
f. PERSIPON Pontianak
g. GABPON Pontianak